POHONPOKER
MERASAKAN PERAWAN TETANGGA
Aku seorang pegawai di salah satu perusahaan swasta, nama
aku Iwan. Aku berumur 26 tahun dengan tinggi badan 170 cm serta berat
badan 65 kg dan kata cewek-cewek sih, aku memiliki wajah dan tubuh yang
sangat ideal untuk seorang laki-laki bujangan. Perusahaan tempat aku
kerja memberlakukan lima hari kerja yaitu setiap hari senin sampai
Jumat, sehingga setiap hari sabtu aku selalu berada di rumah yang
merupakan salah satu kompleks elit. Setiap hari sabtu
aku selalu mengisi waktu dengan melihat situs porno, majalah porno, dan
menonton film pornoh yang aku sewa di salah satu rental yang berada di
kompleks tersebut, dan hal itu berlangsung selama berbulan-bulan. Suatu saat hal tersebut tidak aku lakukan lagi karena setelah aku
melihat Riska anak tetangga aku yang masih duduk di kelas 1 SMP yang
kira-kira berumur 12 tahun dan aku sangat terpesona dengan kemolekan
tubuh anak tersebut. Riska memiliki tubuh yang indah untuk ukuran anak
seumur dia dengan tinggi badan sekitar 155 cm dan berat badan sekitar
45kg serta memiliki dua bukit kembar yang berukuran sedang yang
tercermin dari tonjolan padat dibalik seragam sekolah yang ketat dan
tank top yang biasa dikenakannya dan yang tidak kalah menariknya lagi ia
memiliki pantat yang sangat padat dan berisi yang terlihat dari rok
sekolah setinggi lutut dan rok mini yang ia kenakan dan anehnya lagi aku
tidak pernah melihat adanya garis CD yang ia kenakan, dan yang pasti
memiawnya belum ditumbuhi bulu-bulu halus. Sejak kejadian itu aku selalu terbayang-bayang dengan kemolekan riska
setiap usai bekerja namun bukannya aku jatuh cinta padanya tapi aku suka
akan kemolekan tubuhnya dan sangat bernafsu untuk mencicipinnya, tetapi
nafsu birahi tersebut aku tahan dan aku lampiaskan dengan hanya
memandangi tubuhnya dari balik pagar pada sore hari disaat ia sedang
berjalan-jalan dikompleks.Selama 1 minggu sudah tidak pernah melihat Riska jalan-jalan di komplek setiap sore, sampai suatu hari tepatnya pada hari sabtu pagi dan pada saat itu aku
libur, cuaca sangat gelap sekali dan akan turun hujan, aku semakin BT
maka kebiasaan aku yang dulu mulai aku lakukan dengan menonton film
porno, tapi aku sangat bosan dengan kaset tersebut. Hujanpun turun
dengan derasnya dan untuk menghilangkan rasa malas dan bosan aku
melangkah menuju keteras rumah aku untuk mengambil koran pagi, tapi
setibanya didepan kaca jendela aku tersentak melihat seorang anak SMP
sedang berteduh, ia sangat kedinginan dikarenakan bajunya basah
semuannya yang membuat seluruh punggunya terlihat termasuk tali BH yang
ia kenakan. Perlahan-lahan nafsuku mulai naik dan aku perhatikan anak
tersebut yang kayaknya aku kenal dan ternyata benar anak tersebut adalah
Riska, dan aku berpikir mungkin dia kehujanan saat berangkat sekolah
sehingga bajunya basah semua. Kemudian aku mengatur siasat dengan
kembali ke ruang tengah dan aku melihat film porno masih On, maka aku
pun punya ide dengan megulang dari awal film tersebut dan akupun kembali
ke ruang tamu dan membuka pintu yang membuat riska terkejut.Pada saat
riska terkejut kemudia aku bertannya pada dia “Lo riska ngak kesekolah
nih?” dengan malu- malu riska menjawab “Ujan om..” aku langsung
bertannya lagi “Ngak apa-apa terlambat.” “Ngak apa-apa om karena hari
ini ngak ada ulangan umum lagi.” riska menjawab dan aku langsung
bertannya “Jadi ngak apa-apa ya ngak kesekolah?”. “Ia om”, riska
menjawab dan dalam hati aku langsung berpikir bahwa selama ini riska
tidak pernah kelihatan karena ia belajar untuk ulangan umum, dan inilah
kesempatan yang aku tunggu- tunggu dan aku langsung menawarinya untuk
masuk kedalam dan tanpa malu-malu karena udah kedingin dia langsung
masuk kedalam ruang tamu dan langsung duduk dan pada saat itu aku
memperhatikan gunung kembarnya yang samar- samat tertutupi BH yang
terlihat dari balik seragam sekolahnya yang telah basah sehingga
terlihat agak transparan. Melihat riska yang kedinginan, maka aku
menawari dia untuk mengeringkan badannya di dalam dan dia pun setuju dan
aku menunjukan sebuah kamar di ruang tengah dan aku memberi tahu dia
bahwa di sana ada handuk dan baju seadannya. Dengan cepat riska menuju
ke ruang tengah yang disana terdapat TV dan sedang aku putar film porno,
hal tersebut membuat aku senang, karena riska telah masuk kedalam
jebakanku dan berdasarkan perkiraan aku bahwa riska tidak akan mengganti
baju tetapi akan berhenti untuk menonton film tersebut.Setelah beberapa
lama aku menunggu ternyata riska tidak kembali juga dan akupun menuju
keruang tengah dan seperti dugaanku riska menonton film tersebut dengan
tangan kanan di dalam roknya sambil mengocok memiawnya dan tangan kiri
memegang bukit kembarnya. Aku memperhatikan dengan seksama seluruh
tingkah lakunya dan perlahan-lahan aku mengambil handy cam dan merekam
seluruh aktivits memegang dan mengocok memiaw dan bukit kembarnya yang
ia lakukan sendiri dan rekaman ini akan aku gunakan untuk mengancamnya
jika ia bertingkah.Setelah merasa puas aku merekamnya. Aku menyimpan alat tersebut kemudian aku dekati riska dari belakang Aku langsung merebahkan badannya diatas karpet sambil mencium bibir dan
telinganya dengan penuh nafsu dan secara perlahan-lahan ciuman tersebut
aku alihkan ke leher mulusnya dan menyusup ke kedua gunung kembarnya
yang masih tertutup BH yang membuat riska makin terangsang dan tanpa dia
sadari dari mulutnya mengeluarkan desahan yang sangat keras. “Ahhhhh
terussssssss Omm…….. terusssssss…. nikmattttttt….. ahh…. ahhhhhhhhhhh…….
isap terus Om.. Ahhhh…….. mhhhhhhhh. Omm…” BANDAR Q
Setelah lama mengisap bukit
kembarnya yang membuat pentil bukit kembarnya membesar dan berwarna
merah muda, perlahan- lahan ciuman aku alihkan ke perutnya yang masih
rata dan sangat mulus membuat riska tambah kenikmatan. “Ahh ugggh….
uuhh…. agh…. uhh…. aahh”, Mendengar desahan riska aku makin tambah
bernafsu untuk mencium memiawnya, namun kegiatanku di perut riska belum
selesai dan aku hanya menggunakan tangan kiri aku untuk memainkan
memiawnya terutama klitorisnya yang kemudian dengan menggunakan ketiga
jari tangan kiri aku, aku berusaha untuk memasukan kedalam memiaw riska,
namun ketiga jari aku tersebut tidak pas dengan ukuran memiawnya
sehingga aku mencoba menggunakan dua jari tetapi itupun sia-sia yang
membuat aku berpikir sempit juga memiaw anak ini, tetapi setelah aku
menggunakan satu jari barulah dapat masuk kedalam memiawnya, itupun
dengan susah payah karena sempitnya memiaw riska.Dengan perlahan-lahan
kumaju mundurkan jari ku tersebut yang membuat riska mendesah.
“Auuuuuggggkkkk…” jerit Riska. “Ah… tekan Omm.. enaaaakkkkk…terusssss
Ommm…” Sampai beberapa menit kemudia riska mendesah dengan panjang. “Ahh
ugggh…, uuhh…, agh…, uhh…, aahh”, yang membuat riska terkulai lemah dan
aku rasa ada cairan kental yang menyempor ke jari aku dan aku menyadari
bahwa riska baru saja merasakan Orgasme yang sangat nikmat. Aku tarik
tangan aku dari memiawnya dan aku meletakan tangan aku tersebut
dihidungnya agar riska dapat mencium bau cairan cintannya.aku buka kedua selangkangan riska yang membuat memiawnya yang telah
membesar dan belum ditumbuhi bulu-bulu halus itu merekah sehingga
terlihat klitorisnya yang telah membesar. Batang penisku yang telah
tegang dan keras, siap menyodok lubang sanggamanya. Dalam hati aku
membatin, “Ini dia saatnya… lo bakal habis,riska..!” mulai pelan-pelan
aku memasukkan penisku ke liang surganya yang mulai basah, namun sangat
sulit sekali, beberapa kali meleset, hingga dengan hati-hati aku angkat
kedua kaki riska yang panjang itu kebahu aku, dan barulah aku bisa
memasukan kepala penisn aku, dan hanya ujung penisku saja yang dapat
masuk pada bagian permukaan memiaw riska. “Aduhhhhhh Omm..
aughhhhghhhhh… ghhh… sakit Omm…” jerit Riska dan terlihat riska
menggigit bibir bawahnya dan matanya terlihat berkaca-kaca karena
kesakitan. Aku lalu menarik penisku kembali dan dengan hati2 aku dorong
untuk mencoba memasukannya kembali namun itupun sia-sia karena masih
rapatnya memiaw riska walaupun telah basah oleh lendirnya.Dan setelah
beberapa kali aku coba akhirnya sekali hentak maka sebagian penis aku
masuk juga. Sesaat kemudian aku benar-benar telah menembus “gawang”
keperawanan riska sambil teriring suara jeritan kecil. “Oooooohhhhgfg…..
sa… kiiiit…. Sekkkallliii…. Ommmmm….”, dan aku maju mundurkan penis aku
kedalam memiaw riska “Bless, jeb..!” jeb! jeb! “Uuh…, uh…, uh…, uuuh…”,
ia mengerang. “Auuuuuggggkkkk…” jerit Riska. “Ommm Ahh…, matt..,
maatt.., .ii… aku…” Mendengar erangan tersebut aku lalu berhenti dan
membiarkan memiaw riska terbiasa dengan benda asing yang baru saja masuk
dan aku merasa penis aku di urut dan di isap oleh memiaw riska,namun
aku tetap diam saja sambil mengisap bibir mungilnya dan membisikan
“Tenang sayang nanti juga hilang sakitnya, dan kamu akan terbiasa dan
merasa enakan.” Sebelum riska sadar dengan apa yang terjadi, aku
menyodokkan kembali penisku ke dalam memiaw riska dengan cepat namun
karena masih sempit dan dangkalnya nya memiaw riska maka penisku hanya
dapat masuk sejauh 10 cm saja, sehingga dia berteriak kesakitan ketiga
aku paksa lebih dalam lagi. “Uhh…, aahh…, ugghh…, ooohh”. “Hmm…, aumm…,
aah…, uhh…, ooohh…, ehh”. “Ooommm…,sakkkitt…… uuhh…, Ommm…,sakitttt………..
ahh”. “Sakit sekali………… Ommm…, auhh…, ohh…” “Riska tahan ya sayang”.
Untuk menambah daya nikmat aku meminta riska menurunkan kedua kakinya ke
atas pinggulku sehingga jepitan memiawnya terhadap penisku semakin
kuat.. Nyaman dan hangat sekali memiawnya..! Kukocok keluar masuk
penisku tanpa ampun, sehingga setiap tarikan masuk dan tarikan keluar
penisku membuat riska merasakan sakit pada memiawnya. Rintihan
kesakitannya semakin menambah nafsuku. Setiap kali penisku bergesek
dengan kehangatan alat sanggamanya membuatku merasa nikmat tidak
terkatakan.Kemudian aku meraih kedua gunung kembar yang
berguncang-guncang di dadanya dan meremas-remas daging kenyal padat
tersebut dengan kuat dan kencang, sehingga riska menjerit setinggi
langit. Akupun langsung melumat bibir riska membut tubuh riska semakin
menegang. “Oooom…., ooohh…, aahh…, ugghh…, aku…, au…, mau…, ah…, ahh…,
ah…, ah…, uh…, uhh”, tubuh riska menggelinjang hebat, seluruh anggota
badannya bergetar dan mengencang, mulutnya mengerang, pinggulnya naik
turun dengan cepat dan tangannya menjambak rambutku dan mencakar
tanganku, namun tidak kuperdulikan. Untunglah dia tidak memiliki kuku
yang panjang..! Kemudian riska memeluk tubuhku dengan erat. Riska telah
mengalami orgasme untuk yang kesekian kalinya. “Aaww…, ooww…, sshh…,
aahh”, desahnya lagi. “Aawwuuww…, aahh…, sshh…, terus Ommm, terruuss…,
oohh” “Oohh…, ooww…, ooww…, uuhh…, aahh… “, rintihnya lemas menahan
nikmat ketiga hampir 18 cm penisku masuk kedalam memiawnya dan menyentuh
rahimmnya. “Ahh…, ahh…, Oohh…” dan, “Crrtt…, crtr.., crt…, crtt”, air
maninya keluar. “Uuhh… uuh… aduh.. aduh… aduhh.. uhh… terus.. terus..
cepat… cepat aduhhh..!” Sementara nafas saya seolah memburunya, “Ehh…
ehhh… ehh..” “Uhhh… uhhh…. aduh… aduh… cepat.. cepat Ommm… aduh..!”
“Hehh.. eh… eh… ehhh..” “Aachh… aku mau keluar… oohh… yes,” dan…
“Creeet… creeet… creeet…” “Aaaoooww… sakit… ooohhh… yeeaah… terus…
aaahhh… masukkin yang dalam Ommm ooohhh… aku mau keluar… terus… aahhh…
enak benar, aku… nggak tahaaan… aaakkhhh…”Setelah riska orgasme aku
semakin bernafsu memompa penisku kedalam memiawnya, aku tidak menyadari
lagi bahwa cewek yang aku nikmati ini masih ABG berumur 12 tahun. Riska
pun semakin lemas dan hanya pasrah memiawnya aku sodok. Sementara itu …
aku dengarkan lirih … suara riska menahan sakit karena tekanan penisku
kedalam liang memiawnya yang semakin dalam menembus rahimnya. Aku pun
semakin cepat untuk mengayunkan pinggulku maju mundur demi tercapainya
kepuasan. Kira-kira 10 menit aku melakukan gerakan itu. Tiba-tiba aku
merasakan denyutan yang semakin keras untuk menarik penisku lebih dalam
lagi, dan.. “Terus.., Omm.., terus.. kan..! Ayo.., teruskan… sedikit
lagi.., ayo..!” kudengar pintanya dengan suara yang kecil sambil
mengikuti gerakan pinggulku yang semakin menjadi. Dan tidak lama
kemudian badan kami berdua menegang sesaat, lalu.., “Seerr..!” terasa
spermaku mencair dan keluar memenuhi memiaw riska, kami pun lemas dengan
keringat yang semakin membasah di badan. BANDARQ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar